Menu

Wisata Kearifan Lokal

1. MASJID ATS-TSAUROH

Masjid ATS-Tsauroh Serang yang terletak di Jl. Veteran 43 Kota Serang. Masjid yang dibangun pada masa ASJID Agung Kota Serang merupakan masjid bagi pusat kegiatan keagamaan masyarakat pemerintahan Bupati Serang R.T. Condronegoro pada tahun 1849 hingga 1870 ini memiliki fasilitas seperti perpustakaan, gedung serbaguna Islamic Center dan pusat pengobatan murah.

2. MASJID AGUNG BANTEN

Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), yakni Sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati. Masjid Agung Banten ini terletak di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara dari Kota Serang.

3. KERATON SUROSOWAN
 
Keraton Surosowan adalah sebuah keraton di Banten. Keraton ini dibangun sekitar 1526-1570 pada masa pemerintahan Sultan pertama Banten, Sultan Maulana Hasanudin dan konon juga melibatkan ahli bangunan asal Belanda, yaitu Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang memeluk Agama Islam yang bergelar Pangeran Wiraguna. Dindin pembantas setinggi 2 meter mengitari area keraton sekitar kurang lebih 3 hektare bangunan didalam dinding keraton tak ada lagi yang utuh. Hanya menyisakan runtuhan dinding dan pondasi kamar-kamar berdenah persegi empat yang jumlahnya puluhan.

Keraton Surosowan ini memiliki 3 gerbang masuk. pada bagian tengah keraton terdapat sebuah bangunan  kolam yang berisi air berwarna hijau, yang dipenuhi oleh ganggang dan lumut. Dikeraton ini juga banyak ruang didalam Kerton yang berhubungan dengan air atau mandi-mandi (Petirtaan). Salah satu yang terkenal adalah bekas kolam taman, bernama Bale Kembang Rara Denok. Adapula pancuran untuk pemandian yang biasa disebut "Pancuran Mas". Kolam Rara Denok berbentuk persegi empat dengan panjang 30 meter dan lebar 13 meter serta kedalaman kolam 4,5 meter. Ada 2 sumber air di Surosowan yaitu Sumuir dan Danau Tasikardi yang terletak sekitar 2 km dari Surosowan.

 4. KERATON KAIBON 

Ditinjau dari namanya (Kaibon=Keibuan), Keraton ini dibangun untuk ibu Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah. Mengingat pada waktu itu, sebagai Sultan ke 21 dari kerajaan Banten, Sultan Syafiudin masih sangat muda (masih berumur 5 Tahun) untuk memengang tampuk pemerintahan. Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832, bersamaan dengan Keraton Surosowan. Asalmuasal penghancuran Keraton, adalah ketika Du Puy, utusan Gubernur Jenderal Daen Dels meminta kepada Sultan Syafiudin untuk meneruskan proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, juga pelabuhan armada Belanda di Teluk Lada (di labuhan). Namaun Syafiudin dengan tegas menolak. Dia bahkan memancung kepala Du Puy dan menyerahkanya kembali kepada Daen Dels yang kemudian marah besar dan menghancurkan Keraton Kaibon.

Arsitektur Keraton Kaibon ini memang sungguh unik karena sekeliling keraton sesungguhnya adalah saluran air. artinya bahwa keraton ini benar-benar dibangun seolah-olah diatas air. semua jalan masuk dari depan maupun belakang ternyata memang benar-benar harus melalui jalan air. dan meskipun keraton ini memang di desain sebagai tempat tinggal Ibu Raja, tampak bahwa ciri-ciiri bangunan keislamannya tetap ada, Karena ternyata bangunan inti keraton ini adalah sebuah masjid dengan pilar-pilar tinggi sangat megah dan anggun.Dan kalau mau ditarik dan ditelusuri jalur air ini menghubungkan laut, sehingga dapat dibayangkan betapa indahnya tata alur jalan menuju Keraton ini pada waktu itu.

5. CAGAR ALAM PULAU DUA

Cagar alam pulau dua sangat dikenal dengan sebutan pulau burung karena terletak di daerah Serang tepatnya di Kecamatan Kasemen Desa Sawah luhur yang berada di lepas pantai utara Banten.  dan Merupakan kawasan cagar alam yang banyak dihuni oleh satwa burung terutama burung Bangau. Kawasan cagar alam Pulau dua merupakan tempat persinggahan berbagai jenis satwa burung dari Asia, Afrika dan Australia untuk bertelur dan menetas kemudian berkoloni lagi ke daerah lain. Pulau ini bukanlah dataran terpisah yang di kelilingi air laut melainkan tetap menyatu dengan pulau Jawa. Awalnya pulau ini terbentuk dari gundukan tanah yang berupa pulau dan merupakan ekosistem yang penting bagi makhluk hidup. Kawasan cagar alam Pulau dua memiliki ekosistem tumbuhan tropis dengan pesisir yang didominasi oleh vegetasi Mangrove serta tumbuhan-tumbuhan lainya seperti pohon Dadap, Pohon Ketapang, Pohon Kepuh, dan Pohon Cangkring, serta berbagai burung lokal dan migran. Burung yang terdampar di Pulau Dua terdiri dari burung Cangkang Abu, Kuntul Putih besar, Kuntul perak, dan Koak Merah. Satwa lain yang mungkin dapat dilihat adalah kucing Hitam, Biawak, Ular Piton, dll.